Malifut tidak akan selamat dari genangan air. Apa bila sistem drainace tidak dibenahi.
Konflik yang sering terjadi di dataran genangan adalah konfilik manusia dan konflik air.
Manusia itu yang mengatur wilayahnya.
Kalau terkait dengan air adanya tata ruang wilayah hidrologis. Wilayah yang di bangun di dataran banjir memang kesan dengan adanya muara-muara sungai.
Manusia itu yang mengatur wilayahnya.
Kalau terkait dengan air adanya tata ruang wilayah hidrologis. Wilayah yang di bangun di dataran banjir memang kesan dengan adanya muara-muara sungai.
Tentunya wilayah itu di kenal dengan banyak rawa-rawa. Hal ini mencirikan bahwa ada potensi wilayah-wilayah genangan.
Jadi rawa adalah suatu sistem dimana air itu tidak bisa mengalir, karena persoalan sistem drainace terdapat genangan.
Jadi rawa adalah suatu sistem dimana air itu tidak bisa mengalir, karena persoalan sistem drainace terdapat genangan.
Cerita orang tua kita dulu-dulu.
Ketika bertemu dan saling menyapa orang di luar sana ketika ada yang bertanya kamu tingal di mana? daerah rawa, sama situ.
Rawa dan situ, itu bukan rumah manusia tpi rumahnya air.
Jadi kesan bahwa rawa itu bukan tempat tingal manusia, itu rumahnya air. Itu seharusnya suda di pegang dalam kontes kearifan lokal. Sekarang rumahnya air jadi rumahnya manusia.
Ketika kita semakin membangun menguruk rawa-rawa tersebut tanpa memberikan ruang kompensasi bagi air.
Ketika semua rawa di uruk pada hal tadi nya rumahnya tempat air, tampa memberikan kompensasi bagi air, kemana air akan pergi.
Ketika bertemu dan saling menyapa orang di luar sana ketika ada yang bertanya kamu tingal di mana? daerah rawa, sama situ.
Rawa dan situ, itu bukan rumah manusia tpi rumahnya air.
Jadi kesan bahwa rawa itu bukan tempat tingal manusia, itu rumahnya air. Itu seharusnya suda di pegang dalam kontes kearifan lokal. Sekarang rumahnya air jadi rumahnya manusia.
Ketika kita semakin membangun menguruk rawa-rawa tersebut tanpa memberikan ruang kompensasi bagi air.
Ketika semua rawa di uruk pada hal tadi nya rumahnya tempat air, tampa memberikan kompensasi bagi air, kemana air akan pergi.
Sederhana saja kita memindahkan orang dari pingiran sungai saja ada kompensasinya. Apa lagi terkait dengan hak-hak air. Disini masalahnya, filosofinya.
Kadang kita mengabaikan air padahal air itu sebetulnya perlu wadah perlu tempat.
Itu lah ketika sekarang terjadi hujan besar, wadahnya hilang, resapannya hilang ahirnya air harus mencari ke daerah" yg paling rendah.
Hal ini menjadi mekanisme kita dalam tindakan-tindakan perencanaan yang matang. Sehingga perencanaan pembangunan suatu kawan tidak hanya mengacu pada hak manusia, akan tetapi terkait juga dengan kondisi dan hak-hak alam.
Oleh karena itu, pemerintah setempat perlu melakukan pembenahan dan perbaikan seluruh saluran drainace yang saat ini belum terlihat efektif bagi pembuangan air yang tergenang.
Tentunya drainace yang memadai akan menciptakan pula nilai-nilai estetika lingkungan yang baik.
Demi keselamatan kita bersama maka perlu upaya-upaya antara pemerintah dan juga masyarak setempat saling bersinergi. Dalam tindakan dan upaya untuk menyelamatkan daerah genangan.
Pembenahan terkait masalah drainase yang buruk, oleh karena itu pemerintah perlu melakukan perencanaan yang matang.
Dan yang terpenting adalah perlu ketahu bahwa drainace adalah salah satu sistem terpenting untuk mengatasi persoalan genangan air maupun banjir. Maka diperlukan suatu sistem drainase yang memadai, tentu penyaluran air yang baik sehingga kondisi lingkungan dapat terjaga dari genangan.
Pesan :
Siapapun yg menjadi pemimpin maka ini jadi PR besar yang harus diselesaikn secara keterpaduan berbasis lingkungan.
Penulis : M. Sairi Sahrun H.Saleh
Motivator : Yayat Supriatna
Pengamat : Tata Kota
Dosen : Universitas Trisakti

